SAMPIT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur gelar latihan bersama 47 peserta penyelamatan water rescue di Kotim.
“Sebanyak 47 peserta terdiri dari 30 personel BPBD Kotim, 5 personel Basarnas Pos Sampit, 2 personel BKSDA Pos Sampit, dan 10 relawan,” jelas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kotim, Multazam, pada Selasa, 22 April 2025.
Pelatihan tersebut memiliki tema Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan dengan Semangat Kebersamaan. Tema menggambarkan semangat kolaborasi dalam operasi penyelamatan, proses penyelamatan merupakan pekerjaan tim bukan individu. Tentunya sangat membutuhkan komunikasi, kerja sama, dan solidaritas antar tim penyematan yang bertugas.
“Kita memberikan pelatihan dasar saat penyelamatan di air, seperti penggunaan pelampung, evakuasi korban, dan simulasi di lapangan,” jelas Kalaksa BPBD.
Multazam menjelaskan bahwa Kotim memiliki banyak sungai, sehingga potensi terjadinya kedaruratan pada kawasan perairan cukup tinggi. Pelatihan tersebut bertujuan untuk membentuk personel yang terlatih dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat dan penyelamatan. Selain itu, personel juga diajarkan dan dibekali dengan pelatihan kerja sama tim, teknis, koordinasi, dan kedisiplinan.
“Kita tidak hanya menyampaikan teorinya saja, tapi juga memastikan personel siap turun saatbsituasi darurat, karena menyangkut nyawa manusia,” tegas Multazam.
Kondisi geografis Kotim yang banyak sungai dan dekat dengan laut, menyebabkan potensi kerawanan seperti banjir, kapal tenggelam, dan korban tenggelam. Pasalnya, banyak masyarakat yang menggunakan transportasi air untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. Pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kemampuan personel BPBD dan instansi terkait, khususnya dalam menghadapi situasi kedaruratan berbasis perairan.
“Selain operasi penyelamatan, kita juga melakuian diskusi interaktif, studi kasus, serta praktik langsung di lokasi. Serta materi pengenalan perilaku hewan predator yang mungkin dihadapi saat penyelamatan pada kawasan perairan,” jelas Multazam.
Kalaksa BPBD berharap pelatihan tersebut dapat melahirkan personel penyelamatan yang terampil, profesional, tanggap, dan cepat dalam mengambil keputusan.
“Mereka merupakan ujung tombak penyelamatan pada wilayah rawan perairan, sehingga bisa menyelamatkan nyawa manusia saat keadaan darurat,” tutupnya.
(gu/erakalteng.com)