SAMPIT – Bupati Kotim, Halikinnor rencanakan Pulau Hanibung menjadi habitat bagi satwa liar dan tempat wisata alam bagi wisatawan.
Hal tersebut guna mencegah adanya konflik antar manusia dan satwa, khususnya serangan buaya pada masyarakat Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar mengurangi beraktivitas pada waktu tertentu saat berada di pinggir Sungai Kahayan,” jelas Bupati Kotim, Kamis, 10 April 2025.
Dirinya mengatakan ada waktu-waktu tertentu yang sangat rawan terjadi serangan buaya, seperti pada malam hari dan dini hari. Meski begitu, buaya sebagai predator tidak tahu waktu dan saat lapar tentu akan mencari makan yang berada didekatnya.
Dirinya mengatakan bahwa karena banyaknya buaya dan habitatnya terganggu, otomatis buaya akan mencari tempat lain untuk mencari makan. Akibatnya, banyak laporan kemunculan buaya di dekat kawasan pemukiman masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya.
“Kita memiliki rencana membuat Pulau Lepeh dan Pulau Hanibung sebagai habitat buaya, bahkan dulu kita berencana menganggarkan untuk memberi makan buaya agar tidak menyerang manusia,” ujarnya.
Naluri binatang liar, jika sudah makan dan kenyang tidak akan mengganggu atau berpindah tempat karena makanan di kawasan habitatnya terpenuhi. Meski begitu, rencana pembuatan habitat buata belum bisa terlaksana, karena kewenangan tersebut ada pada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).
“Sampai saat ini izinnya belum keluar, tapi kita sudah bekerja sama dan didukung oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan harapan kita Pulau Hanibung menjadi habitat buaya,” ujar Halikinnor.
Pasalnya, selama ini jika ada Orang Utan yang dievakuasi dan dilepasliarkan, semuanya diantarkan ke Taman Nasional Tanjung Puting, Kotawaringin Barat.
Bupati Kotim berharap jika mengevakuasi Orang Utan, maka bisa dilepasliarkan pada Pulau Hanibung. Sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke Taman Nasional Tanjung Puting untuk berwisata melihat Orang Utan. Pasalnya, jarak dari Kota Sampit ke Pulau Hanibung bisa melalui jalur darat dan menyeberang ke Desa Camba.
“Pulau Hanibung rencananya akan dijadikan habitat bagi satwa liar, selain Orang Utan, buaya pun akan kita beri makan. Kita juga akan meminta bantuan CSR dari beberapa perusahaan untuk menyumbangkan bibit ikan,” ujar Halikinnor.
Kemudian untuk penginapan berupa rumah lanting di pinggir Sungai Mentaya bagu para wisatawan datang dan menginap.
“Sekali lagi, hal ini bukan kewenangan dari pemerintah daerah, namun kita menunggu arahan dari kementerian dan pemerintah pusat,” tandas Halikinnor.
(gu/Erakalteng.com)