Dapatkan Informasi dan Berita Seputar Kalimantan Tengah Terkini hanya di eraKalteng.com

Sugiyarto: Wisuda Sekolah Tak Boleh Jadi Beban Orang Tua

FOTO: Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Sugiyarto. ERA KALTENG

PALANGKA RAYA – Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Sugiyarto meminta satuan pendidikan untuk tidak menjadikan tradisi wisuda sebagai beban orang tua murid.

“Wisuda itu bukan kewajiban, tidak ada aturan yang mewajibkan maupun melarang. Jadi, seharusnya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah dan orang tua siswa,” tuturnya, Rabu, 14 Mei 2025.

Dia mengungkapkan, wisuda yang semula dimaksudkan sebagai bentuk apresiasi dan edukasi kini dianggap menjadi tekanan ekonomi, terutama bagi keluarga siswa yang kurang mampu.

Untuk itu penerapan perpisahan maupun wisuda pendidikan sebaiknya mempertimbangkan kemampuan finansial dari masing-masing keluarga para siswa.

“Kalau memang orang tua siswa di sekolah itu mayoritas mampu, silakan saja. Namun, jika ada yang kurang mampu, harus ada solusi, misalnya melalui subsidi silang. Jangan sampai hanya karena ingin ikut perpisahan, orang tua harus berutang sana-sini. Itu tidak sehat secara sosial maupun ekonomi,” ucapnya.

Sugiyarto menyarankan, satuan pendidikan harus aktif berdialog bersama komite dan wali murid untuk mengkomunikasikan apabila berencana mengadakan perpisahan atau wisuda sekolah.

Hal ini dilakukan, sebab pemerintah tidak ada membuat regulasi yang mewajibkan dilaksanakannya wisuda, untuk itu sekolah dan komite memiliki kewenangan untuk mengatur hal tersebut secara fleksibel.

“Karena tidak ada aturan dari dinas atau pemerintah yang mewajibkan kegiatan itu, maka sekolah dan komite punya ruang besar untuk mengatur dan menyesuaikan. Yang penting, tidak menjadi beban,” ujarnya.

Sugiyarto mengaku, hingga saat ini Komisi III DPRD Kalimantan Tengah belum menerima adanya laporan resmi dari warga terkait pelaksanaan wisuda.

Meski demikian, pihaknya membuka ruang bagi warga yang hendak melapor terkait pelaksanaan tersebut serta berharap seluruh pihak bersikap bijak dalam menyikapi tradisi tahunan dalam dunia pendidikan tersebut.

“Tiap daerah dan sekolah punya latar belakang ekonomi berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji perlu atau tidaknya kegiatan ini. Jangan hanya ikut tren atau gengsi,” pungkasnya.

(ira/erakalteng.com)