SAMPIT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), H. Hairis Salamad, menyoroti kondisi bangunan pabrik pakan ternak di Kecamatan Parenggean yang hingga kini belum difungsikan.
Meskipun proyek ini merupakan aset penting Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dibangun pada masa kepemimpinan Gubernur Sugianto Sabran dan telah berdiri kokoh, pabrik tersebut kini tampak terbengkalai tanpa adanya aktivitas produksi, memicu kekhawatiran masyarakat dan legislatif.
Kondisi terbengkalainya aset provinsi ini menimbulkan pertanyaan mendasar dan mendesak mengenai status serta kejelasan pengelolaannya pasca-pembangunan.
Hairis Salamad mendesak adanya kepastian dari pihak terkait untuk segera memperjelas kewenangan operasional.
“Gedungnya sudah berdiri, tapi sampai sekarang belum difungsikan. Pertanyaannya, siapa yang seharusnya mengelola, apakah kewenangannya di provinsi atau sudah diserahkan ke kabupaten,” ujar Hairis, Jumat, 31 Oktober 2025.
Dirinya menegaskan bahwa pabrik pakan tersebut seharusnya berperan sebagai motor penggerak ekonomi utama bagi masyarakat, khususnya sektor peternakan di Kotim.
Menurutnya, keberadaan fasilitas vital ini sangat relevan dengan visi pembangunan daerah berbasis ketahanan pangan, dan mampu secara signifikan mendukung kemandirian pakan lokal.
“Kalau memang pengelolaannya di bawah kabupaten, saya harap bisa segera dioperasikan. Sektor peternakan ini punya potensi besar sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat,” tegasnya.
Hairis lebih lanjut menyoroti bahwa kebutuhan pakan ternak di Kotim terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, terutama saat menjelang Hari Raya Idulfitri dan Iduladha, di mana permintaan daging tinggi.
“Saat ini, ketersediaan pakan lokal masih minim, yang memaksa peternak Kotim untuk mendatangkan stok sapi dan kambing dari luar daerah. Dengan adanya fungsionalisasi pabrik akan membantu Kotim menekan ketergantungan ini dan menjamin ketersediaan pakan yang memadai bagi peternak lokal,” jelasnya.
Selain menekan biaya produksi bagi peternak melalui penyediaan pakan lokal dengan harga yang terjangkau, fungsionalisasi pabrik juga diyakini akan memberikan dampak sosial yang signifikan.
Hairis menambahkan, operasional pabrik akan secara langsung membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar Parenggean. Hal ini akan turut serta meningkatkan kesejahteraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, mengubah aset yang kini “tidur” menjadi sumber kemakmuran.
Hairis Salamad mendesak pemerintah daerah agar segera melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Provinsi Kalteng untuk memperjelas status dan pengelolaan aset bernilai miliaran rupiah tersebut.
“Jangan biarkan pabrik itu jadi monumen beton. Kalau difungsikan, manfaatnya bisa besar untuk peternak lokal dan pertumbuhan ekonomi daerah,” akhirnya.
(Sd/Erakalteng.com)

























