SAMPIT – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memberikan kritik terhadap kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat.
Kritik ini dilayangkan karena dinilai minimnya inovasi yang dilakukan untuk mengelola dan memajukan sektor pariwisata di wilayah tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Kotim, SP Lumban Gaol, secara spesifik menyoroti sejumlah aset wisata bernilai tinggi yang kondisinya justru terbengkalai.
Dirinya menyatakan bahwa banyak aset wisata bernilai miliaran rupiah yang tidak dimanfaatkan dan dikelola sebagaimana mestinya, sehingga potensinya tidak tergarap maksimal.
“Banyak sekali aset wisata bernilai miliar rupiah justru terbengkalai dan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” ujar Gaol, Rabu, 15 Oktober 2025.
Selain itu, Gaol juga menyoroti ikon-ikon utama Kota Sampit, seperti Ikon Jelawat dan Bundaran Besar Sampit, yang menurutnya belum dikelola secara maksimal untuk menarik wisatawan.
Permasalahan lain yang disorot adalah kawasan Nur Mentaya. Lokasi ini sebelumnya sempat digadang-gadangkan akan menjadi sentra atau kawasan baru bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), namun hingga saat ini perkembangannya belum menunjukkan hasil yang signifikan dan masih jauh dari harapan awal.
Gaol menegaskan bahwa untuk memacu kemajuan sektor pariwisata, Disbudpar Kotim memerlukan pemimpin yang memiliki visi dan keberanian dalam mengambil kebijakan.
“Sektor pariwisata Kotim membutuhkan sosok pemimpin yang kreatif, berani, dan visioner untuk membawa perubahan nyata,” ungkapnya.
Ia pun mendorong Pemerintah Daerah untuk segera menyusun kalender kegiatan tahunan yang menarik dan konsisten demi meningkatkan daya tarik wisatawan.
Menyambut kepemimpinan baru, Gaol menyampaikan ucapan selamat kepada Wim RK Benung yang baru saja dilantik sebagai Kepala Disbudpar.
“Komisi III berharap dengan kepemimpinan yang baru ini, Wim RK Benung mampu memacu kemajuan yang pesat bagi sektor pariwisata dan kebudayaan di Kotim, sehingga kritik yang selama ini dilayangkan dapat segera dijawab dengan program-program nyata dan inovatif,” tutupnya.
(SD/Erakalteng.com)