SAMPIT – Program Nasional pemberian gizi gratis bagi pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan segera diimplementasikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Program yang menjadi prioritas pemerintah pusat ini dijadwalkan akan mulai bergulir pada bulan Januari 2026 mendatang di Kabupaten Kotim, menandai komitmen daerah dalam mendukung peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan anak usia sekolah.
Menyikapi rencana besar tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotim, Juliansyah, menegaskan bahwa DPRD Kotim memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program gizi gratis ini, dan siap mengambil peran aktif dalam upaya sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah tersebut.
Juliansyah memahami bahwa program pemberian makanan berskala besar ini mungkin menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Dirinya tidak menampik bahwa di beberapa daerah lain sempat terjadi insiden keracunan makanan terkait program serupa.
Namun, ia memastikan bahwa insiden-insiden tersebut telah menjadi bahan evaluasi nasional untuk perbaikan menyeluruh pada aspek standar kebersihan dan keamanan pangan, untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan di Kotim.
“Informasi yang kami terima yaitu saat ini proses persiapan infrastruktur sedang berjalan. Fokus utama adalah pada pembangunan dan penyiapan fasilitas pengelolaan makanan yang higienis dan terpusat sebelum didistribusikan kepada para pelajar,” ungkapnya, Kamis, 16 Oktober 2025.
Dirinya mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Kotim tengah menyiapkan sembilan dapur umum yang tersebar secara strategis di beberapa wilayah. Dapur-dapur umum ini akan berfungsi sebagai pusat pengelolaan makanan bergizi yang akan memasok kebutuhan pangan bagi seluruh siswa SD dan SMP yang terdaftar sebagai penerima manfaat program.
“Kami berharap ini dipersiapan dengan matang, khususnya penetapan standar operasional yang ketat dan pembangunan fasilitas dapur umum yang memadai, program gizi gratis di Kotim dapat berjalan sukses,” harapnya.
Juliansyah juga berharap tidak hanya mengatasi masalah gizi, tetapi juga mampu meningkatkan konsentrasi belajar serta mengurangi beban pengeluaran orang tua, sekaligus menjadi contoh sukses pelaksanaan program nasional di daerah.
(Sd/Erakalteng.com)