SAMPIT – Peredaran gelap narkoba di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, kini memasuki babak baru yang mengkhawatirkan. Wilayah perdesaan yang sebelumnya relatif aman kini mulai menjadi target penyebaran barang haram tersebut.
Kondisi ini memicu kekhawatiran serius di kalangan wakil rakyat setempat, yang melihat tren ini sebagai ancaman nyata bagi masa depan generasi muda di pelosok Kotim.
Tanpa intervensi yang sigap, dikhawatirkan desa-desa akan menjadi basis baru bagi penyalahgunaan dan transaksi narkotika.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Kotim, Abdul Kadir, menyuarakan kegelisahan ini dengan lantang. Ia menekankan bahwa situasi ini tidak bisa dianggap remeh dan membutuhkan respons yang melibatkan semua lini pemerintahan hingga ke tingkat akar rumput.
“Masalah narkoba di desa memerlukan pendekatan yang spesifik dan berkelanjutan agar tidak merusak tatanan sosial masyarakat desa,” ujarnya, Kamis, 23 Oktober 2025.
Kadir secara tegas menyatakan bahwa pemerintah desa harus menjadi garda terdepan dalam upaya memerangi penyalahgunaan narkotika.
“Mari kita bersama-sama memerangi narkoba, karena ini sangat berbahaya terutama bagi generasi muda,” tuturnya.
DPRD berharap Pemda Kotim segera menindaklanjuti permintaan ini dengan menyusun program aksi nyata, berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan aparat kepolisian, serta mengalokasikan sumber daya yang memadai.
“Tujuannya jelas ini semua untuk melindungi masyarakat perdesaan dari bahaya narkoba dan memastikan masa depan Kotim bebas dari jerat narkotika,” tutupnya.
(Sd/Erakalteng.com)